Artikel

Remaja Korsel Disebut Paling ‘Mager’ Sedunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

 – Berbeda dengan bintang-bintang idol K-pop yang aktif menari, remaja di Korea Selatan umumnya justru jarang bergerak, bahkan disebut paling ‘malas’ sedunia. Berdasarkan data sebuah studi global, 94,2 persen remaja Korea Selatan melakukan aktivitas fisik kurang dari sejam dalam sehari.

Posisi remaja termalas diikuti oleh negara Filipina dan Kamboja yang juga memiliki tingkat kemalasan di atas 90 persen. Sedangkan remaja teraktif ditempati oleh negara Bangladesh dengan tingkat kemalasan sekitar 40 persen.

Data Terbaru Tunjukkan Remaja Korea Paling 'Mager' Sedunia! Indonesia Keberapa?
Aktivitas para remaja di Korea Selatan 

Indonesia ada di urutan berapa? Dengan 86,4 persen remaja yang kurang aktif, Indonesia ada di posisi ke-37 negara dengan jumlah remaja malas paling banyak.

Remaja di Korsel dianggap paling ‘mager’ (malas gerak) karena menurut penelitian mereka hanya melakukan aktivitasnya tidak lebih dari satu jam sehari. Hanya 7 persen dari remaja di Negara tersebut yang bergerak aktif dalam menjalankan aktivitasnya.

Para ahli mengatakan statistik itu sangat memprihatinkan. Olahraga yang seharusnya berperan penting untuk mengatasi masalah kesehatan anak yang paling berbahaya justru tidak dilakukan.

“Anak-anak yang lebih aktif memiliki kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik dan umumnya lebih baik di sekolah,” kata Profesor Russell Viner, presiden Royal College of Paediatrics and Child Health, dikutip dari Daily Mail, Jumat (22/11/2019).

Dr Guthold dan timnya mengatakan, aktivitas fisik itu penting untuk mengembangkan hati, paru-paru, tulang dan otot anak muda dan menjaga mereka tetap sehat.

Sementara itu, dalam sebuah komentar yang diterbitkan bersamaan dengan penelitian ini, dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, seorang peneliti Kanada mengatakan masyarakat modern yang harus disalahkan karena tidak aktif.

Revolusi elektronik yang semakin canggih dan semakin memudahkan manusia dalam menjalankan pekerjaannya menjadikan aktivitas fisik smakin berkurang. hal ini menjadi salah satu faktor anak remaja di dunia semakin malas untuk bergerak. Sebagai contoh, untuk membeli makanan saja tidak lagi harus ke toko, cukup dengan rebahan dan main handphone makanan akan mengetuk pintu Anda.

Profesor Viner dari Royal College of Paediatrics and Health menyarankan, bahwa mendorong aktivitas fisik adalah bagian dari solusi dan perlu disertai dengan banyak empati, dukungan dan akses ke ruang publik yang aman dan bebas. Kita juga perlu mendorong industri makanan dan minuman untuk berbuat lebih banyak.