Uncategorized

Menengok Wisata Susur Sungai Mahakam yang Coba Bangkit di Tengah Pandemi

Dewalive – Pandemi Covid-19 memukul banyak sektor, terutama pariwisata. Di tengah situasi sulit ini, Provinsi Kalimantan Timur mencoba bangkit dengan menawarkan wisata susur Sungai Mahakam Samarinda.

Sungai Mahakam sepanjang 920 Km membentang dari Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilirnya.

Sungai ini membelah Samarinda Kota dan Samarinda Seberang. Sebelum Jembatan Mahakam terbangun pada 1980-an, sungai ini menjadi nadi perekonomian kedua wilayah.

Kami berkesempatan menyusuri Sungai Mahakam di Samarinda, Kamis (9/9) sore. Wisata ini menggunakan Kapal Pesut Bentong.

Berangkat dari Dermaga Mahakam Ilir sekira pukul 16.00 Wita, Kapal Pesut Bentong lebih dulu bergerak ke arah Jembatan Achmad Amins, yang sebelumnya disebut Mahakam Kota (Mahkota) II. Dari sana tampak kedua bagian Kota Samarinda.


Di kiri kanan sungai terlihat aktivitas masyarakat. Anak-anak bermain bola voli dekat kolong rumah mereka. Lalu lalang angkutan kapal ketinting, sejenis kapal motor penyeberangan, masih jadi pilihan sebagian masyarakat yang enggan memutar jauh melewati Jembatan Mahakam.

Di kejauhan, tampak deretan kapal bersandar di pelabuhan, bahkan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Samarinda. Sesekali terlihat tugboat menarik tongkang batu bara.

Tampak pula dua masjid tertua dan terbesar di Samarinda, yakni Masjid Shirathal Mustaqim yang dibangun tahun 1881 dan Masjid Baitul Muttaqien yang disebut sebagai masjid termegah kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal.

“Sungai Mahakam dari Samarinda sampai ke Tenggarong (di Kutai Kartanegara) ini ada historinya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur Sri Wahyuni kepada wartawan di Kapal Pesut Bentong, Kamis (9/9) sore.
Pariwisata Kaltim saat ini mencoba bangkit di tengah pandemi. Salah satunya wisata eksplorasi keindahan Sungai Mahakam yang menjadi ikon Kalimantan Timur.

“Namun tidak cukup atraksi dan keindahan sungai. Tapi ada cerita di belakangnya. Menghadirkan informasi tentang cerita di belakangnya itulah perkuatan pariwisata,” ungkap Sri.

Masih tentang eksplorasi keindahan wisata Sungai Mahakam, Dinas Pariwisata juga bersiap menggelar event Festival Tiga Danau. Event seni budaya ini mengetengahkan atraksi wisata di kawasan tiga danau terbesar di Kaltim, yakni Danau Semayang, Danau Melintang dan Danau Jempang. Di ketiga danau itu juga ada wisata susur sungai menggunakan kapal wisata.

“Misinya adalah menyokong peningkatan ekonomi rakyat di kawasan wisata tiga danau itu. Potensi dampak yang diharapkan dari Festival 3 Danau ini meliputi potensi dampak ekonomi, potensi dampak sosial, dan potensi dampak lingkungan,” ungkap Sri.

Bagi masyarakat atau wisatawan yang ingin mencicipi wisata susur Sungai Mahakam, cukup merogoh kocek Rp 50 ribu orang dewasa dan Rp25 ribu anak-anak. Anak usia 1-4 tahun gratis.