kesehatan

Kisah Pilu Para Dokter Indonesia yang Wafat Terpapar Virus Corona

— Kabar duka datang dari garda terdepan penanganan penyebaran virus Corona (COVID-19). Dokter-dokter terbaik meninggal dunia selama pandemi virus Corona.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang meninggal dunia saat situasi penyebaran virus COVID-19.

Berikut daftar keenam dokter yang meninggal dunia dikutip dari akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020):

1. dr Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan
2. dr Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor
3. dr Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur
4. dr Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi
5. dr Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan
6. dr. Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat

Informasi kabar duka ini awalnya beredar di media sosial soal tiga orang dokter disebut meninggal akibat tertular virus Corona dari pasiennya pada Minggu 22 Maret 2020. Dua dokter di antaranya disebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan, seorang lainnya di RSPAD Gatot Soebroto.

Atas informasi tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih membenarkan kabar duka tersebut.

“Iya betul,” kata dr Daeng Mohammad Faqih, saat dihubungi , Minggu (22/3/2020).

Sementara itu, Humas RSUP Persahabatan Eryuni Yanthi belum bisa memberikan informasi lebih lanjut soal informasi dua dokter yang wafat tersebut sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan.

“Iya nanti kami share di grup media ya. Nanti saja tunggu penjelasan Ibu Dirut. Nanti kami share ke media,” katanya seperti dikutip Antara.

Berikut kisah jejak perjuangan para dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus Corona dari pasiennya ini yang dirangkum :

Pertama kisah tentang salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko, yang dikabarkan meninggal dunia.

Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang menangani pasien virus Corona. Isu kabar meninggal Djoko mulanya tersebar secara berantai di grup Whatsapp, dalam pesan itu Djoko disebut meninggal karena virus Corona. Para dokter yang sering melakukan kontak dengan Djoko juga disebut sedang diisolasi di rumah sakit.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

“dr Djoko sudah… sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore,” kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

Pandu mengatakan Djoko meninggal karena terinfeksi Corona.

“Ya. Informasi itu juga sudah tersebar luas,” tutur Pandu.

Pandu menjelaskan, sebelum meninggal, Djoko mengalami gejala dari virus Corona, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Hingga akhirnya, Djoko harus dirawat di rumah sakit di Bogor dan kemudian di rujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

“Sorenya hari Rabu, kok dia merasa tiba-tiba nggak enak badan, batuk, sesak, demam gitu, terus kemudian dirawat di rumah sakit itu. Hari Kamis dia sudah diduga sebagai pasien Corona dan diambil swab-nya diperiksa di Jakarta swab-nya,” katanya.

“Waktu itu udah mau dikirim ke rujukan, tapi penuh semua. Akhirnya baru Sabtu pagi dikirim ke rumah sakit RSPAD karena kan dia dokter militer.” sambungnya.

Selain itu, ada kabar duka yang disampaikan selebriti Raditya Dika. Dia yang mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19.

Dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

“Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas,” tulis Raditya.

Sedangkan kabar duka terkait wafatnya dr Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat.

PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Toni Daniel Silitonga bukan meninggal karena virus Corona. IDI menyebut dr Toni meninggal karena sakit jantung.

“Terkait postingan IDI perihal wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI selama situasi Pandemi Covid-19 ini, adalah benar dr Toni Daniel silitonga dalam wafatnya bukan disebabkan langsung Covid-19,” kata Ketua Umum PB-IDI dr Daeng M Faqih seperti dikutip dalam postingan twitter resmi @PBIDI, Minggu (22/3/2020).

Atas kabar duka tersebut, pemerintah menyampaikan dukacita dan belasungkawa untuk tenaga medis yang meninggal dunia saat merawat pasien COVID-19.

“Saya awali bahwa pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam dan duka sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Minggu (22/3/2020).

Yuri mengatakan pemerintah menghargai dedikasi para tenaga kesehatan di semua lini dalam merawat pasien Corona.

Terkait keselamatan tenaga medis, Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta para tenaga kesehatan diberikan perlindungan maksimal.

“Saya ingin perlindungan maksimal pada para dokter, tenaga medis, dan jajaran di rumah sakit yang melayani pasien yang terinfeksi COVID-19,” kata Jokowi dalam video yang disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (19/3/2020).

“Pastikan alat pelindung diri, APD. Karena mereka berada di garis terdepan sehingga petugas kesehatan harus terlindung dan tidak terpapar oleh COVID-19,” ujarnya.Jokowi juga meminta alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan disiapkan. Sebab, mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan virus Corona (COVID-19).

Jokowi juga meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan intensif untuk tenaga kesehatan yang menangani virus Corona.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *